Bimtek Teknologi Tepat Guna (TTG)
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
Pendahuluan
Salah satu strategi untuk mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat dalam menghadapai persaingan global adalah melakukan percepatan pembangunan melalui upaya pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang kehidupan melalui implementasi teknologi tepat guna. Peranan TTG apabila dimanfaatkan secara optimal diyakini akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memberikan nilai tambah produk, perbaikan mutu dan membantu dalam mewujudkan usaha produktif yang efisien. Implementasi Teknologi Tepat Guna dipandang sebagai sebuah strategi untuk mengoptimalkan pendayagunaan semua aspek sumberdaya lokal (alam, manusia, teknologi, sosial) secara berkelanjutan yang mampu memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pada gilirannya akan memberikan kontribusi dalam peningkatan daya saing bangsa. Secara teknis teknologi tepat guna merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Dalam proses pengalihan teknologi tepat guna kerap ditemukan adanya kesenjangan yang cukup besar antara pemberi teknologi dengan masyarakat sebagai penerima teknologi. Mengingat faktor-faktor tersebut dan adanya keterbatasan modal maka dalam proses alih teknologi kepada masyarakat diperlukan bantuan berbagai pihak yang berkepentingan, baik Pemerintah maupun non-Pemerintah, termasuk skema pendanaan mikro (microfinancing) baik dari perbankan mapun lembaga keuangan lainnya.
Berbagai jenis dan ragam teknologi tepat guna sudah dikembangkan oleh berbagai pihak, baik dari pemerintah, akademisi dalam lingkup penelitan dan perekayasaan maupun dari dunia usaha. Berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan TTG yang dilakukan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia TTG pun dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis teknologi, seperti: alat TTG pengolahan pangan, alat TTG pemanfaatan energi, alat TTG penyediaan infrastruktur, alat TTG pengelolaan lingkungan dan alat TTG pemampuan ekonomi. Tentunya alat-alat TTG tersebut dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan, potensi sumber daya alam dan kemampuan masyarakat penggunanya sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.
Peranan Teknologi Tepat Guna (TTG) apabila dimanfaatkan secara optimal diyakini akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, memberikan nilai tambah produk, perbaikan mutu dan membantu dalam mewujudkan usaha produktif yang efisien. Implementasi TTG dipandang sebagai sebuah strategi untuk mengoptimalkan pendayagunaan semua aspek sumberdaya lokal (alam, manusia, teknologi, sosial) secara berkelanjutan yang mampu memberikan nilai tambah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pada gilirannya akan memberikan kontribusi dalam peningkatan daya saing bangsa. Secara teknis teknologi tepat guna merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Dalam proses pengalihan teknologi tepat guna kerap ditemukan adanya kesenjangan yang cukup besar antara pemberi teknologi dengan masyarakat sebagai penerima teknologi. Mengingat faktor-faktor tersebut dan adanya keterbatasan modal maka dalam proses alih teknologi kepada masyarakat diperlukan bantuan berbagai pihak yang berkepentingan, baik Pemerintah maupun non-Pemerintah, termasuk skema pendanaan mikro (microfinancing) baik dari perbankan mapun lembaga keuangan lainnya.
Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat mejawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.
Peraturan Menteri Desa PDT dan Transmigrasi No.23 tahun 2017 tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa dimaksudkan, sebagai upaya optimalisasi sumber daya alam desa, memajukan ekonomi desa, penguatan kapabilitas masyarakat, dan peningkatan partisipasi masyarakat dengan mendorong pembentukan, pengembangan dan penguatan Posyantek.
Ada lima poin tujuan Permendesa tersebut yakni :
- Mendayagunakan sumber daya alam yang menjamin terpeliharanya keutuhan NKRI.
- Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam yang menjamin keadilan antargenerasi dan intragenerasi.
- Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang merata berdasarkan prinsip kebersamaan untuk mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi, konflik sosial dan budaya.
- Mewujudkan perlindungan fungsi sumber daya alam
- Mewujudkan perlindungan hukum bagi masyarakat Desa dalam pengelolaan sumber daya alam desa.
Sedangkan sasaran pengembangan dan penerapan TTG Guna dalam pengelolaan sumber daya alam Desa meliputi
- Masyarakat miskin, pengangguran, putus sekolah, dan penyandang disabilitas.
- Masyarakat yang memiliki usaha mikro kecil dan menengah.
- Pengelola posyantek Desa dan posyantek antar desa.
- Inventor Teknologi Tepat Guna
- Kelompok masyarakat lainnya
Tujuan penerapan TTG adalah memberdayakan masyarakat, membina unit usaha kecil atau mikro dan menengah untuk meningkatkan produksinya.
Contoh TTG
-  Biogas ïƒ gas yang dihasilkan dengan memanfaatkan kotoran sapi;
-  Oven dan tungku ïƒ dari tanah liat, drum bekas, semen /serbuk gergaji, plat logam dan pemanas tenaga matahari;
- Bahan bakar memasak ïƒ dibuat dari briket arang dan arang bambu;
- Pengering matahari ïƒ dibuat dari kayu dan kaca/plastik untuk mengeringkan ikan, daging, sayuran, kacangkacangan dan buah-buahan;
- Sistem penyimpanan makanan dingin alami;
- Listrik dibuat dari sistem hydro-listrik, biogas, tenaga matahari dan angin;
- Pompa pompa pemampat, pompa kaki, pompa pedal & pompa air tenaga matahari;
- Reaktor Biogas sederh.
Materi Bahasan :
- Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
- Implementasi TTG untuk pemberdayaan masyarakat (Peluang strategi dan Tantangan)
- Pentingnya penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah di desa.
- Promosi TTG untuk Pemberdayaan Masyarakat dalam Implementasi UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa
- Study Banding dan Praktek cara pembuatan TTG
Biaya Pelatihan
Biaya pelaksanaan pelatihan disesuaikan
Fasilitas Pelatihan :
Fasilitas yang akan diberikan kepada peserta berupa :
- Bahan Ajar Narasumber
- Seminar Kits
- Sertifikat Pelatihan
- Coffee Break
- Penginapan 4 hari 3 malam (Breakfast, Lunch dan Dinner)
Jadwal Kegiatan
Lokasi Kegiatan : Jakarta, Bandung, Malang, Yogyakarta, Medan, Makassar, Bali, Batam, Lombok dan Kota Lainnya
DESEMBER
02 - 05
05 - 08
09 - 12
12 - 15
16 - 19
19 - 22
23 - 26
26 - 29
-