Wirausaha Berbasis Pariwisata
Wirausaha Berbasis Pariwisata
Menuju One Village One Destination, One Destination One Attraction (OVOD – ODOA)
LATAR BELAKANG
Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir telah membuat perekonomian masyarakat khususnya yang bergerak di sektor pariwisata, hampir mati. Sektor pariwisata merupakan sektor potensial yang dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik1 . Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.
Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan berbelanja, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan pasar barang dan jasa. Selanjutnya wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain.
Sejalan dengan hal tersebut dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikelompokan menjadi delapan kelompok besar, yaitu:
- Dampak terhadap penerimaan devisa
- Dampak terhadap pendapatan masyarakat
- Dampak terhadap kesempatan kerja
- Dampak terhadap harga-harga
- Dampak terhadap distribusi masyarakat atau keuntungan
- Dampak terhadap kepemilikan dan control
- Dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan
- Dampak terhadap pendapatan pemerintah.
Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar.
Kenaikan kunjungan wisatawan asing memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar sehingga masyarakat sekitar dapat melakukan aktivitas yang menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam memenuhi kebutuhan tamu wisatawan asing maupun domestik. Kewirausahaan yang berkaitan erat dengan kegiatan pariwisata antara lain menyiapkan kamar (hotel), restoran, cinderamata serta oleh-oleh yang kesemuanya usaha tersebut tentunya bisa menumbuhkan semangat kewirausahaan. Selain menumbuhkan semangat kewirausahaan, kesempatan berwirausaha tentunya semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Kewirausahaan dan Kepariwisataan merupakan dua sektor yang saling berkaitan. Di negara maju, pengembangan keduanya berkontribusi besar untuk kesejahteraan masyarakat. Keduanya merupakan multifaset yang mampu bersinergi dengan sektor lain sehingga mempunyai multiplier effect. Jika mampu menyinergikan sumber daya manusia, dapat meningkatkan kesejahteraan. “Kita wajib menjaga agar kedua sektor ini terus berkembang. Diperlukan pemahaman mengenai permasalahan, kekuatan, dan kelemahan Indonesia agar mempercepat proses pengembangannya”.
Materi Bahasan:
- Berani tampil, berani bangga (Perkenalkan dirimu, promosikan desamu)
- Think out of the box, berani jadi investor! (Bekerja kelompok dan presentasi: oVoD-oDoA in my imagination)
- Berkenalan dengan Tupoksi Pengelola Desa Wisata/Kelompok Sadar Wisata
- Belajar Jeli Melihat Peluang
- Belajar Jadi Pramuwisata
- Motivasi diri: Kekuatan pikiran dalam Membangun Potensi Diri dan Desa
Narasumber
Kementerian Pariwisata
Biaya
Biaya pelaksanaan pelatihan ini @Rp. 4.000.000,-/peserta
Fasilitas:
- Bahan Ajar Narasumber
- Pedoman Peserta Pelatihan
- Flash Disk Softcopy bahan ajar
- Seminar Kit
- Sertifikat Pelatihan
- Tas Ransel ekslusif dan Polo T-Shirt
- Penginapan 4 hari 3 malam (breakfast, lunch, dinner dan coffee break)
Jadwal Kegiatan
DESEMBER |
02 - 05 |
05 - 08 |
09 - 12 |
12 - 15 |
16 - 19 |
19 - 22 |
23 - 26 |
26 - 29 |
- |